Sabtu, 20 September 2014

7 Kali Kelur Masuk RS, Kondisi Iqbal Belum Membaik

Iqbal Dwi Kurniawan, seorang bayi berumur 15 bulan tergelatk di bangsal Sadewa No 2B RS Kasih Ibu Purwosari, Laweyan, Solo sembari meminum susu formula, Rabu, 17 September 2014.

Tri Rahayu
Puluhan sendal tercecer di depan pintu bangsal kelas III Rumah Sakit (RS) Kasih Ibu Purwosari, Laweyan, Solo, Rabu, 17 Sepetmber 2014 sore. Enam tempat tidur berjajar di ruang yang menghadap ke selatan itu. Enam bocah tergeletak di enam amben besi itu. Mereka ada yang tertidur dan ada pula yang bercengkrama dengan orang tuanya sembari berbaring.
Dari enam tempat tidur di bangsal Sadewa itu terdapat satu pasien yang masih bayi. Iqbal Dwi Kurniawan, demikian nama bocah yang baru membuka mata sejak 15 bulan lalu. Kulitnya yang halus tak terlihat pada anak kedua pasangan Dedy Supriyono, 31, dan Indah Purnamasari, 22, warga Kampung Purwosari RT 001/RW 012, Purwosari, Laweyan.
Hampir 70% kulit bayi laki-laki itu terkelupas memerah karena bekas luka. Beberapa bagian terlihat bekas luka yang mengering berwarna coklat kehitam-hitaman, terutama di bagian kening dan dadanya. Di bagian leher bocah itu juga terdapat luka yang masih basah akibat gatal-gatal. Di bagian pantat sampai ujung kaki pun tak terkecuali. Bahkan kuku di 10 jari kakinya tak ada. Jari-jari kaki itu seperti menyatu.
Kedua tangan dan kaki cukup gesit bergerak. Ia tak henti-hentinya memandang ibunya yang memegangi botol susu formula. Susu itu terus diminumnya. Sesekali terdengar suara batuk dari Iqbal yang kelebihan meminum susu putih itu. “Susu formula seberat 1 kg habis selama kurang dari sepekan. Susu itulah sumber energinya karena tidak mau makan,” kata Dedy saat ditemui, Rabu sore.
Selang infus masih menempel di tangan kirinya. Namun ada selang lain yang dimasukkan ke lubang hidungnya. Selang itu berfungsi membantu Iqbal untuk minum ketika ia tak bisa minum di malam hari karena kondisi lidahnya yang sakit. Sebuah bulatan kecil berwarna merah tua bersarang di ujung lidahnya. Bulatan itu bisa tumbuh sampai sebesar ujung jari telunjuk orang dewasa. “Saat itulah, Iqbal tak mau makan dan minum. Hanya nangis. Apalagi saat gatal menyerang tubuhnya, tangisnya tak mau henti dan tangannya terus menggaruk,” kisah Dedy.
Sudah dua pekan, Iqbal dirawat di RS itu. Iqbal sempat masuk Intensive Care Unit (ICU) selama lima hari terhitung sejak masuk RS, Sabtu, 6 September 2014 lalu. Baru Kamis, 11 September 2014, Iqbal pindah ke bangsal Sadewa. “Kondisi Iqbal saat masuk RS ini yang paling parah. Bagian paha dan lengannya membesar disertai demam yang tak kunjung turun. Iqbal sempat transfusi darah selama di ICU itu. Kami sudah tujuh kali membawa Iqbal keluar masuk RS ini,” terang Dedy.
Dokter spesialis anak RS setempat mendiagnosa Iqbal mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh. Sedangkan dokter spesialis kulit mendiagnosa penyakit Iqbal disebabkan oleh bakteri air. Penyakit itu diderita bocah tak berdosa itu sejak lahir. Saat umur 2,5 bulan, Iqbal sempat masuk RS Dr Moewardi. Dua pekan kemudian, sempat masuk di RS Panti Waluyo. “Karena tak ada perkembangan, akhirnya kami bawa ke RS Kasih Ibu saja yang paling dekat dengan rumah,” tambah Indah, istri Dedy.
Selama dua pekan di RS Kasih Ibu, Dedy dan Indah belum bisa membayar biaya perawatan anaknya. Fasilitas kartu Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS) silver tak mampu mengkaver semua biayanya. Penghasilan sebagai kuli bangunan pun tak mampu menutup total biaya yang mencapai Rp12,5 juta.
“Setelah dikurangi fasilitas dari PKMS, kami harus membayar lagi Rp7,5 juta. Uang sebanyak itu darimana? Semua barang berharga, seperti kalung, HP, televisi sudah terjual semua. Untuk makan sehari-hari saja, hanya mengandalkan bantuan orang tua. Kami berharap ada dermawan yang sudi membantu kami,” harapnya.

*Karya Jurnalistik ini dimuat dalam Harian Solopos, Kami, 18 September 2014.

0 komentar:

Posting Komentar